Ekonomi adalah perbuatan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan Keinginan hidupnya. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus didapat dan bila tidak terpenuhi maka menggangu fisik dan psikis manusia. Sedangkan keinginan sesuatu yang ingin di dapat dan bila tidak terpenuhi maka hanya terjadi gangguan psikis saja.
Dalam ekonomi kapitalis (konvensional), kebutuhan dan keinginan merupakan satu kesatuan dan tidak dipisahkan. Kebutuhan adalah keinginan, dan keinginan adalah kebutuhan. Sehingga tersebutlah Ekonomi adalah memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas. Karena keinginan seseorang tidak akan pernah terbatas. Jelas ini ada kelemahan, bagaimana mungkin kebutuhan tidak terbatas. Keinginan saya sepakat tak terbatas, siapapun boleh berkeinginan dan membuat keinginan setinggi langit, siapa yang larang? dan tak ada yang bisa membatasi karena dia kekuatan pikiran dan perasaan. Berbeda dengan kebutuhan, kebutuhan akan makan pastilah terbatas saat diri kita merasa kenyang. Kebutuhan akan minum pastilah akan terbatas saat kita telah tidak haus lagi. Begitu seterusnya.
Berbeda dengan Ekonomi Islam, kebutuhan dan keinginan jelas dua hal yang berbeda. Islam membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Pembedaan ini agar manusia tidak terjebak mengumpulkan dan bergelimpangan harta secara berlebihan. Kebutuhan musti dipenuhi agar manusia dapat beribadah kepada Allah SWT. Satu hal lagi yang membedakan dengan ekonomi kapitalisme, yaitu motivasi ekonomi agar mempermudah manusia beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan ekonomi kapitalisme kekayaan dan kesejahteraan. Jika kebutuhan tidak terpenuhi maka akan mengganggu proses beribadah kepada Allah SWT. Maka keberhasilan ekonomi suatu negara menurut Islam bukanlah diukur dari PDB tetapi dari pemerataan setiap masyarakat. (lihat tulisan saya : Distribusi Pendapatan VS PDB)
Dari ini kita diajarkan oleh Islam untuk pandai mengatur keuangan keluarga. Mana yang merupakan kebutuhan, dan mana yang merupakan keinginan. JIka merupakan kebutuhan, maka penuhilah terlebih dahulu. Jika sudah, maka penuhi keinginan semampunya. Dengan demikian kita akan merasa terus menerus bersyukur karena merasa kebutuhan kita terpenuhi. Sering sekali tak bersyukur karena tertipu dengan keinginan yang semestinya tak harus bin wajib bin kudu dipenuhi.
Wallahu’alam bishawab
hm…
comment apa ya?
sepakat ajah dh…
yg jelas…
ayo semangat!!!!
nulis… nulis… nulis…
thanx
manfaat buat gw
mkcih yach,
kirx pr q slsai…..